Fractured Core adalah sebuah gim JRPG bertema Cyberpunk yang mengambil setting waktu di abad ke-22. Tersedia di perangkat PC melalui Steam, Fractured Core yang dikembangkan dan diterbitkan oleh studio game anak bangsa Engram Interactive ini masih belum memiliki tanggal release date.
Meski belum rilis, penulis telah mencicipi sedikit bagian dari gim ini yang ditawarkan pada demo version-nya. Game yang mengandung elemen memecahkan konspirasi ini memiliki Michael Jones sebagai main character yang nantinya menemani para pemain menyelesaikan beragam misi.
Sebelumnya, penulis memainkan gim ini dengan spesifikasi PC “jadul” berikut:
- Windows 7 Ultimate 64-bit
- Processor Intel Core i5-3330
- 12GB RAM
- NVIDIA GeForce GT630
Penasaran dengan review game Fractured Core ini? Penulis akan membagikan pengalaman bermain penulis selama kurang lebih 3 jam dalam menyelesaikan versi demo ini.
First Impression
Dalam gim ini kita akan bermain sebagai seorang agen dari ATHENA, sebuah organisasi khusus yang menjalankan suatu misi militer rahasia di sebuah dunia yang futuristik. Nuansa “hidup di masa depan” ini juga bisa langsung dirasakan saat memulai permainan, terutama dengan atmosfer lampu-lampu neon yang cukup menenangkan jiwa saat menggalau di malam hari.
Di saat memasuki battle melawan para orang jahat, game yang mengadopsi konsep turn-based ini tergolong mudah diikuti layaknya standar game JRPG di mana di setiap gilirannya, para pemain hanya perlu memilih aksi atau jurus apa yang akan dieksekusi kepada musuh.
Namun, satu hal yang sangat menarik dari gim ini terletak pada sisi skill equipment, atau yang dikenal dengan Psionic (sebutan dalam gim ini). Apa yang spesial dari fitur ini?
Jadi, jurus-jurus yang ingin dipasangkan pada karakter kita harus disusun sedemikian rupa layaknya model Tetris agar bisa digunakan. Setiap karakter akan memiliki sebuah papan berukuran 7×7, dan setiap skill memiliki bentuk dan ukurannya sendiri. Jadi, agar bisa memasang semua skill, maka para pemain dituntut untuk terlebih dahulu menyelesaikan mini puzzle ini.
Selain aspek kreatif tersebut, selama memainkan gim ini, pemain juga merasa sangat tertantang dengan tingkat kesulitan gim ini. Di bagian akhir dari demo version ini, para pemain akan berhadapan dengan boss fight yang cukup seru.
Tidak lupa, gim ini juga memiliki fitur autosave ketika pemain mencapai checkpoint tertentu.
Technical Review Demo Version Fractured Core
Aspek Interface
Pada saat pertama kali membuka aplikasi game ini, tanpa basa-basi penulis langsung disambut dengan sebuah layar yang mengatakan bahwa sistem kontrol dalam gim ini bisa menggunakan joystick atau keyboard. Namun sayangnya tidak terdapat akses untuk melakukan konfigurasi kontrol yang lebih nyaman bagi pemain.
Pada saat memondar-mandirkan karakter untuk mengeksplorasi lingkungan dalam gim, desain interface yang disuguhkan ini sangatlah minimalis, alias tidak ada HUD sama sekali. Sungguh bersih. Lantas, bagaimana cara menemukan informasi? Ya, harus menekan tombol menu.
Saat mengakses menu, penulis menemukan adanya ruang untuk bisa lebih mengefisienkan penyusunan menunya. Sebagai contoh, menu Status dan Equipment sesungguhnya bisa digabung dalam 1 kelompok menu daripada dipisah, mengingat sebagian besar informasi yang disajikan pada kedua menu ini adalah sama.
Dari segi HUD-nya, berhubung ini adalah genre JRPG yang memang fokus pada perkembangan cerita, penulis sedikit kesulitan untuk bisa menemukan kembali apa instruksi selanjutnya untuk bisa melanjutkan progres dalam game.
Alangkah baiknya jika petunjuk selanjutnya itu atau next objective/mission untuk bisa ditampilkan pada HUD menu. Petunjuk ini memang bisa ditemukan, namun cukup tersembunyi di menu Database.
Gim ini juga memberikan ruang gerak yang cukup leluasa bagi para pemain. Meskipun hanya menamatkan demo version-nya, penulis masih bisa merasakan area permainan yang luas sembari dihiasi lampu-lampu neon futuristik di jalan.
Namun, dari segi interaksi dengan lingkungan, penulis menemukan adanya sebuah keterbatasan, pada saat berinteraksi dengan NPC (non-playable character) yang ada.
NPC hanya bisa diajak berinteraksi dan memberikan respon jika didatangi dari sudut atau posisi tertentu. Misalnya, jika ada karakter resepsionis NPC yang menghadap depan, maka pemain hanya bisa berinteraksi dengannya dari sisi depan saja (muka). Jika dari belakang atau samping, maka pemain tidak akan mendapat respon sama sekali.
Hal yang sama juga berlaku untuk membuka peti harta. Penulis sempat kesulitan dan menerka-nerka bahwa joystick yang penulis gunakanlah yang memiliki keterbatasan fungsional dalam membuka peti tersebut. Namun, setelah dicoba lebih jauh, ternyata ini memang aturan dari desain game yang hanya bisa merestui pembukaan peti harta dari 1 sisi saja.
Selain itu, dari sisi interface saat battle juga terdapat aspek yang bisa disempurnakan lagi. Tempo battle dari Fractured Core ini tergolong agak cepat. Penulis sering tidak sadar kalau para musuh telah menyelesaikan gilirannya, dan kini adalah giliran penulis untuk beraksi.
Penulis sih mendiagnosis bahwa ini dipengaruhi oleh minimnya penekanan informasi yang diberikan kepada pemain untuk bisa mengumpulkan fokus pada alur pertempuran. Hal ini mungkin bisa terbantu jika ada sound effect tertentu yang menjadi sinyal giliran pemain. Atau mungkin animasi yang lebih eksplisit untuk mendapatkan perhatian pemain saat menu pilihan aksi muncul.
Aspek Gameplay
Gim ini sangat memungkinkan para pemainnya untuk bisa mengembangkan strategi atau gaya bermain tersendiri. Sejauh demo version ini, penulis bisa melihat potensi kompleksitas strategi yang bisa dikembangkan. Hal ini terlihat dari adanya penggunaan elemen, susunan party, equipment, Psionic dan juga Mods!
Sistem mods ini menyerupai konsep materia dari gim Final Fantasy 7, di mana mod ini memiliki beragam manfaat, seperti meningkatkan status dan kemudian dipasangkan pada slot senjata.
Semua elemen di atas bisa dimanfaatkan untuk mempengaruhi perkembangan karakter dan cara untuk menyelesaikan suatu misi. Tidak lupa, para pemain juga bisa grinding sepuasnya di game ini.
Saat mengatakan ‘sepuasnya’, penulis bermaksud serius dalam hal ini. Sebab, ada sebuah pilihan konfigurasi yang bisa mengatur encounter rate dari musuh. Jika dibuat tinggi, maka setiap beberapa langkah kecil saja pemain akan langsung berjumpa dengan musuh.
Gim ini juga tidak terlalu banyak menuntut waktu para pemainnya. Permainan relatif mudah untuk dinavigasikan dan penulis tidak sering “nyasar” dalam dunia cyberpunk ke-Eropa-an ini.
Dari segi tingkat kesulitan, penulis sempat kewalahan saat berada di final stage dari demo version ini. Harus diakui walau memalukan, bahwa penulis berulang kali mengalami “Game Over” saat berhadapan dengan boss fight.
Namun dengan ketekunan dan dedikasi tinggi untuk bisa mengulas gim ini, penulis dengan gigih terus mempelajari pola serangan musuh, sekaligus mengeksplorasi potensi yang dimiliki party hingga akhirnya penulis bisa merasakan kemenangan gemilang setelah bertahan melewati banyaknya wave musuh di saat boss fight.
Aspek Graphic & Sound
Sound
BGM yang digunakan dalam gim ini sesuai dengan temanya yang futuristik. Dipadukan dengan nuansa modern, sejak awal permainan ketika mondar-mandir dalam gedung, penulis sudah seolah merasa sedang berada di stasiun angkasa luar.
Pada saat momen bonding antar karakter, penulis juga menemukan BGM techno lainnya yang cukup mendukung untuk menikmati suasana percakapan heart-to-heart dalam gim. Sayangnya, tepat pada bagian di mana story demo version akan berakhir (semoga bagian ini ditemukan oleh pihak pengembang gim), jika gim dibiarkan begitu saja tanpa memberikan input apapun kepada sistem, BGM yang diputar, justru bisa habis dan tidak berulang.
Di luar dari itu, pada saat battle, musik latar yang diputar bertema elektrik dan sangat memompa semangat penulis. Sangat asyik dan membangkitkan kenangan penulis seperti saat bermain game Megaman yang juga futuristik di saat itu.
Satu hal yang tentunya dirasa hilang dari gim ini adalah unsur penghayatan yang seharusnya bisa tercapai jikalau ada pengisian suara karakter, terutama pada saat memasuki cutscene-cutscene yang ada..
Graphics
Grafik visual karakter dari gim ini menggunakan gaya penggambaran pixel art yang disertai dengan gaya anime. Sedangkan untuk pencahayaannya terutama saat berada di luar bangunan, sangat didominasi oleh lampu-lampu neon yang indah di kota metropolitan.
Jika pemain merasa sensitif terhadap pencahayaan yang diproyeksikan dari lampu-lampu yang ada di gim ini, pemain juga bisa menyesuaikannya melalui konfigurasi menu setting lighting.
Pada saat penulis memainkan gim ini di satu jam pertamanya, penulis menemukan pada penggambaran beberapa objek, ada efek bayangan yang sangat halus sehingga pada beberapa kasus, objek tersebut menjadi tidak terlihat jelas.
Misalnya saja saat berada di bangunan awal permainan, penulis sempat merasakan bingung dengan keberadaan suatu objek yang terkesan melayang, namun jika diamati lagi, objek tersebut sebenarnya adalah sebuah dinding informasi. Fenomena ini cukup untuk membuat bingung penulis.
Selain itu, penulis juga menemukan adanya beberapa pewarnaan yang mungkin bisa lebih dipertajam agar fungsi dari keberadaan objek tersebut bisa membantu para pemain. Sebut saja ketika penulis berkeliling bangunan markas ATHENA, penulis pada mulanya sempat kebingungan bagaimana caranya menandai suatu ruangan dari ruangan lain. Namun setelah berulang kali bolak-balik, penulis baru menyadari ternyata ada sebuah running text berwarna halus yang memberikan keterangan nama ruangan.
Keberadaan tulisan bergerak ini sangat mudah untuk terlewatkan. Oleh sebab itu, penulis pun menghimbau kepada para pembaca ketika memainkan gim ini untuk lebih detil dalam memainkan gim ini.
Namun, untuk objek-objek seperti item yang bisa dikutip di jalan, item tersebut berwujudkan kotak dan dipermak dengan animasi kilau yang tentunya sudah memberi indikator bagi para looter sejati untuk segera mengecek dan mengantongi barang apapun yang ditemukan di jalan.
Saat situasi cerita menjadi intens, gim ini langsung menghadirkan cutscene berupa closeup yang semakin mendramatisir bahwa ini adalah kejadian penting layaknya sebuah boss fight.
Akhir Kata
Versi demo Fractured Core ini berhasil memberikan penulis sebuah fondasi gambaran permainan dari versi yang sesungguhnya. Gambaran yang diberikan ini pun sudah penulis rasa layak untuk dijadikan sebuah bahan pertimbangan sebelum melanjutkan pembelian dari full version game ini.
Gim indie buatan game studio Bali ini sangatlah cocok untuk dimainkan oleh para penggemar JRPG yang mencari tantangan baru dengan cita rasa lokal.