Eremidia – Archivist’s Curse adalah game buatan pengembang lokal asal Bandung, yakni Crescent Sun. Crescent Sun kemudian menggandeng publisher lokal juga, asal kota pahlawan, Surabaya, yakni YSY Softworks untuk merilis game ini ke platform Steam. Game ini tersedia gratis di sana.
Eremidia – Archivist’s Curse sendiri merupakan game keempat yang diterbitkan oleh YSY Softworks di Steam. Game ini dalam store page Steam mencatatkan tanggal rilisnya pada 15 Agustus 2022 dan melakukan first update di tanggal 7 September 2022.
Pada laman Steam-nya, Eremidia – Archivist’s Curse ditandai sebagai game dengan genre RPG, Adventure, RPG Maker, Anime dan JRPG. Pengembang dan penerbit Archivist’s Curse menjanjikan bahwa game ini akan membawa kita ke dalam dunia lain yang penuh pengetahuan.
Selain di Steam, kamu juga bisa menemukannya di Candela Imagine, sebagai salah satu platform yang mewadahi kebutuhan game lokal agar eksistensi game Indonesia tetap terjaga.
Seperti sudah penulis sebutkan sebelumnya bahwa game ini gratisan, namun bukan berarti merupakan game asal-asalan.
Bagaimana maksudnya? Simak terus dalam detail artikel review game Eremidia – Archivist’s Curse ini.
Eremidia – Archivist’s Curse akan dilihat dalam lima aspek yakni: aspek interace, aspek control, aspek gameplay, aspek graphics dan aspek sound.
First Impression Eremidia – Archivist’s Curse
Eremidia – Archivist’s Curse sebuah judul yang tidak biasa sebenarnya. Terus terang penulis bertanya-tanya apa maksud dari judul game ini?
Anak judulnya yakni Archivist’s Curse tentu terkait dengan story dari game ini yang berlatar tempat The Great Library, Perpustakaan Besar.
Seperti dalam deskripsi game ini yang menyatakan bahwa, “Archivist’s Curse membawa Anda ke sebuah pelabuhan pengetahuan di dunia lain: The Great Library, tetapi sungguh disayangkan, Anda berakhir di bagian berbahaya dari kompleks yang disebut Hall of Pawnsmoor.”
Oke, kita telah menemukan maksud dari anak judulnya, lalu bagaimana maksud Eremidia itu sendiri? Ternyata setelah saya mencari tahu kata “eremedia” merupakan varian dari kata latin “eremitis“.
Eremitis sendiri artinya adalah terisolasi, penyendiri, pertapa. Ternyata lagi-lagi berhubungan juga dengan ceritanya karena musuh terbesar dari game ini adalah seorang yang sudah lama berada di The Great Library, tepatnya di Hall of Pawnsmoor bernama The Chessmaster.
Rasa penasaran tentang judul game sudah terjawab. Lalu bagaimana dengan kesan pertama memainkan game-nya?
Kesan pertama penulis begitu masuk ke dalam game-nya, penulis merasa langsung seperti diajak ke dunia lain seperti yang dijanjikan oleh developer game-nya.
Musik latarnya membuat penulis berimajinasi sedang berada di dunia khayali. Kemudian ketika memainkan game-nya pun, penulis mendapatkan kesan bahwa game ini berada di universe yang berbeda dengan biasanya karena penggambaran latar tempatnya yang unik.
Tentang musik dan penggambaran latar akan dijelaskan lebih lanjut dalam review aspek musik dan grafik. Selanjutnya, saya akan mengulas tentang aspek interface game Eremidia – Archivist’s Curse.
Review Game Eremidia – Archivist’s Curse
Aspek Interface Game Eremidia – Archivist’s Curse
Interface alias antar muka dari game ini agak kompleks namun tetap bisa dipahami bahkan untuk pemula sekalipun. Karena pada dasarnya semua game JRPG menerapkan pola interface seperti ini sehingga bagi pemain yang sudah terbiasa akan familiar dengan tampilan antar muka Eremidia – Archivist’s Curse.
Namun, tidak perlu khawatir untuk para pemula karena ada tutorial untuk mengetahui bagaimana permainan ini dijalankan. Tutorial ini termasuk ke dalam menu utama pada saat kita mulai membuka game. Ada total enam menu utama pada tampilan awal.
- New Game: Digunakan untuk memulai permainan baru.
- Continue: Fungsinya adalah melanjutkan permainan yang sudah disimpan baik secara auto save maupun save manual.
- Tutorial: Penjelasan tentang bagaimana game dijalankan. Di sini dijelaskan bagaimana elemen karakter berpengaruh terhadap serangan dan pertahanan. Syarat maksimal party untuk dibawa bertempur yakni empat dipaparkan juga di sini.
- Credits: Kita bisa melihat nama-nama di belakang layar yang membuat game ini.
- Options: Mengatur tampilan layar fullscreen, graphic ratio, scanline filter, volume musik dan efek serta pengaturan karakter terus berlari atau berjalan.
- Quit Game: Cukup jelas, untuk keluar dari permainan.
Untuk menu di dalam permainan seperti inventory, party formation dan lain sebagainya sudah dijelaskan dalam tutorial sehingga seperti yang penulis bilang sebelumnya, untuk pemula akan bisa langsung memahami karena tutorialnya sudah cukup gamblang menjelaskan semuanya.
Kita berlanjut ke aspek kendali permainan game ini ya.
Aspek Control Game Eremidia – Archivist’s Curse
Kendali permainan menurut laman Steam game ini hanya mendukung sebagian jika menggunakan controller alias partial controller support. Namun sudah tertulis demikian, penulis tetap mencoba memainkan game ini dengan joystick yang penulis punya ternyata bisa dimainkan juga secara penuh (full controller support).
Walau agak susah, karena petunjuk yang diberikan sebenarnya adalah untuk memainkan dengan keyboard. Sehingga penulis pun memilih untuk melepaskan joystick dan memainkan game ini hanya dengan keyboard.
Eremidia – Archivist’s Curse memang lebih cocok dimainkan dengan keyboard. Bahkan mouse tidak digunakan sama sekali di game ini alias tidak berfungsi. Ada memang tampilan kursor tapi tidak akan merespon apapun ketika kita mengklik menu atau ingin menjalankan aksi.
Semua tombol yang diperlukan untuk memainkan permainan ini juga dijelaskan sebenarnya di tutorial.
Namun, jangan khawatir, tetap ada petunjuk sepanjang game tombol mana yang harus ditekan. Misalnya di menu inventory akan dijelaskan bahwa tombol A untuk mengganti storage yang digunakan.
Secara keseluruhan kendali permainan game Eremidia – Archivist’s Curse tidak menyulitkan sehingga bisa membantu pemain dalam menyelesaikan permainan. Sekalian kita berlanjut ke aspek gameplay.
Aspek Gameplay Game Eremidia – Archivist’s Curse
Pertama di aspek gameplay ini kita akan bahas tingkat kesulitan. Tingkat kesulitan pada game Eremidia – Archivist’s Curse ini ada dua yakni: Normal dan Hard.
Di tingkat kesulitan Normal saya berhasil menyelesaikan game ini dalam waktu enam jam.
Sedangkan pada tingkat kesulitan Hard, saya harus menambah empat jam lagi dari waktu menamatkan game ini pada level Normal atau dengan kata lain saya menyelesaikan level Hard dengan waktu 10 jam. Sehingga total waktu yang saya habiskan untuk memainkan game ini lebih kurang 14 jam.
Perbedaan tingkat kesulitan ini ada pada jumlah musuh yang dihadapi. Misalnya pada level Normal musuh yang dihadapi hanya satu, namun di level Hard musuh yang dihadapi bisa mencapai lima. Itulah sebabnya memakan waktu lebih lama.
Kemudian walau tidak secara terang-terangan terdapat dalam menu, sebenarnya ada dua mode dalam game ini yakni Chessmaster Battle dan Dark Alley.
Chessmaster Battle adalah pertandingan melawan Sang Musuh Utama yakni Chessmaster sedangkan, Dark Alley merupakan mode di mana pemain bisa menambah item atau menemukan karakter baru.
Berbagai karakter ini berguna dalam menyusun party. Karakter di dalam game ini disebut companion. Ada berbagai macam tipe companion seperti striker, caster, defender, support dan special.
Kita berlanjut untuk mengupas aspek grafik dari game ini.
Aspek Graphics Game Eremidia – Archivist’s Curse
Secara mengejutkan dalam artian yang baik, game ini berhasil menampilkan grafik yang baik lagi apik. Gaya seni yang hebat, variasi karakter, animasi, dan mekanik yang gila.
Penulis betul-betul menikmati setiap detail dari animasi yang ada dalam game Eremidia – Archivist’s Curse ini. Cutscenes animasinya juga terbilang bagus untuk ukuran game gratisan.
Penulis pikir game ini adalah karya hebat dari Crescent Sun, pengembang game ini. Tim desain dan animasinya benar-benar bekerja luar biasa.
Aspek Sound Game Eremidia – Archivist’s Curse
Di aspek suara, pada bagian First Impression penulis sudah menagatakan bahwa musik latarnya bisa membuat penulis berimajinasi sedang berada di dunia khayali. Itu benar, penulis tidak melebih-lebihkan.
Musik yang diaransemen oleh developer game ini sungguh unik dan menarik sehingga membawa imajinasi terbang tinggi. Efek suara ketika bertempur, mengeluarkan kemampuan (skill) juga bisa dibilang jempolan sangat terdengar jelas.
Akhir Kata
Setelah penulis menyelesaikan permainan serta menulis ulasan game Eremidia – Archivist’s Curse ini, penulis mencoba mencari tahu lebih banyak tentang game ini. Ternyata game ini adalah bagian dari Proyek Eremidia Chronicles.
Proyek tersebut merupakan upaya kolaboratif dari komunitas RPG Maker Indonesia, RMID, untuk menciptakan dunia multimedia indie di bawah payung proyek mereka sendiri. Di bawah proyek itu, anggota komunitas telah membuat karya mereka sendiri, yang meliputi video game, webtoon, dan banyak media lainnya.
Oh ya, untuk spesifikasi minimal memainkan game Eremidia – Archivist’s adalah sebagai berikut:
- OS: Microsoft® Windows® XP / Vista / 7
- Processor: Intel® Pentium® 4 2.0 GHz or AMD Athlon™ XP 2000+
- Memory: 512 MB RAM
- Graphics: NVIDIA GeForce FX5200 / ATi Radeon 9500 / Intel GMA 900
- DirectX: Version 9.0c
- Storage: 200 MB available space
- Sound Card: 16 Bit 44.1 Khz
- Additional Notes: Games runs on 720p 20-30fps
Sedangkan rekomendasi spesifikasinya seperti ini:
- OS: Microsoft® Windows® XP / Vista / 7
- Processor: Intel® Pentium® D 805 or AMD Athlon™ X2 3600+
- Memory: 2048 MB RAM
- Graphics: NVIDIA GeForce 6100 / ATi Radeon X200 / Intel GMA 950
- DirectX: Version 9.0c
- Storage: 200 MB available space
- Sound Card: 16 Bit 44.1 Khz
- Additional Notes: Games runs on 720p 60fps
Penulis menyarankan sekali untuk memainkan game ini khususnya bagi penggemar RPG. Lebih khusus lagi penggemar Tactical RPG karena game ini sangat memerlukan perhitungan penuh dan strategi yang matang.
Demikianlah review dari game Eremidia – Archivist’s Curse. Simak juga review game jujur dan terpercaya lainnya hanya di esportsnesia.com.