Hacker Kripto Axie Infinity Ternyata Dari Korea Utara!

Hacker aset kripto di game berbasis blockchain Axie Infinity ternyata dari Korea Utara lho guys! Kabar ini pun sudah dikonfirmsi langsung oleh pihak Federal Bureau of Investigation (FBI).

Belum lama, gim Axie Infinity dikabarkan telah kehilangan aset kripto yang ada di dalam platformnya. Mereka menyatakan jika kejadian tersebut berasal dari ulah peretas yang tidak bertanggung jawab. Sky Mavis, selaku pengembang gim ini pun sudah melaporkannya kepada pihak berwajib dan menuntut agar tersangkanya dapat dihukum seberat-beratnya.

Setelah dilakukan investigasi lebih lanjut, dalang dibalik pencurian aset kripto di Axie Infinity pun perlahan mulai terungkap. Pihak FBI meyakini jika hacker tersebut berasal dari negara Korea Utara.

FBI Sebut Hacker Axie Infinity Berasal Dari Korea Utara

Melalui pernyataan resmi yang dilansir dari CNN, FBI menyebut jika peretas kripto Axie Infinity adalah Lazarus Group dan APT38. Keduanya harus bertanggung jawab atas aksinya yang dilakukan pada tanggal 29 Maret lalu.

Baca Juga: Iran Pilih Gunakan Rial Digital Ketimbang Kripto

“Melalui penyelidikan kami, kami dapat mengonfirmasi Lazarus Group dan APT38, aktor siber yang terkait dengan DPRK, bertanggung jawab atas pencurian USD 620 juta di Ethereum yang dilaporkan pada 29 Maret,” tulis FBI.

Dari pernyataan resminya ini, bisa disimpulkan jika kasus yang baru saja diungkap oleh FBI adalah kasus peretasan yang baru saja dialami oleh Sky Mavis di gim miliknya, yaitu Axie Infinity. Saat itu, Sky Mavis menyatakan jika gimnya telah kehilangan aset kripto sebanyak USD 600 juta karena serangan hacker.

Hacker Axie InfinityHacker Axie InfinityHacker Axie Infinity
Photo: Epost

Menurut beberapa sumber, Lazarus Group memang telah bekerja sama dengan pemerintah Korea Utara untuk mendapatkan sumber penghasilan yang berasal dari serangan siber. Uang hasil pencuriannya tersebut sebagian akan masuk ke dalam uang kas negara pimpinan Kim Jong Un itu.

Menurut laporan dari Chainlaysis, Lazarus Group ternyata sudah berhasil mencuri aset kripto sebanyak USD 1,75 miliar. Aksinya ini pun sudah mereka lakukan sejak beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: NFT Cuitan Pertama Jack Dorsey di Twitter Dijual Lagi, Harganya Turun Drastis!

Akibat rentetan kasusnya di dunia siber, Departemen Keuangan AS akhirnya resmi memberikan sanksi kepada Lazarus Group. Saksi tersebut akan berfokus pada dompet digital yang tersambung langsung dengan cryptocurrency, yang biasanya mereka gunakan untuk melancarkan aksi peretasannya.